H.M Sirot, SH, SIP |
JAKARTA, 9 APRIL 2013 - Rakornas Sentra Komunikasi Mitra Polri atau
disingkat SENKOM dengan MABES POLRI yang berlangsung hari ini, Selasa
(9/4/2013) diwarnai dengan pernyataan mengejutkan dari Ketua Umum SENKOM, H.M
Sirot, SH, SIP. Pasalnya, ia menegaskan bahwa organisasi yang dipimpinnya itu
mendukung RUU Ormas yang banyak ditolak oleh berbagai elemen masyarakat
belakangan ini.
"Awalnya sebagian masyarakat menolak RUU Ormas karena soal asas Pancasila dan UUD 1945, namun kemudian setelah berbagai protes kini sudah direvisi dengan menambahkan dapat mencantumkan asas lainnya yang tidak bertentangan dengan Pancasila dan Undang-undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, kenapa masih ditolak juga? Ini justru menimbulkan pertanyaan ada agenda apa dibalik penolakan itu, apakah mau mengganti landasan idiil dan landasan konstitusionil?" tanya Sirot.
Pancasila,
demikian diungkapkan Sirot, adalah jiwa bangsa Indonesia, merupakan komitmen
kita bersama ketika berbagai bangsa, suku dan agama menyepakati berdirinya
Republik Indonesia. Pancasila telah menjadi pengikat kehidupan berbangsa dan
bernegara, serta telah terbukti selama enam dekade menjadi pemersatu, menjadi
soh (tali, red), bagi bangsa Indonesia yang beraneka latar belakang.
Sirot kembali mempertanyakan, jangan-jangan ada motif lain dibalik penolakan itu. Apakah itu atas keinginan sendiri, pesanan asing, atau hal lainnya.
Bahkan dalam pengamatan Sirot, seolah sedang ada upaya membenturkan antara Pancasila dengan Agama, terutama Islam, dengan harapan akan mengguncang kembali komitmen ummat Islam Indonesia dalam berbangsa dan bernegara.
"Pancasila itu sudah final, bahkan isi Pancasila itu juga merupakan sumbangan tokoh-tokoh islam founding fathers bangsa Indonesia, sehingga sudah tidak diragukan lagi isinya. Bahkan dengan Pancasila itu, semua elemen bangsa dengan berbagai latar belakang belakang agama, suku bangsa, budaya, terwadahi menjadi satu kesatuan bangsa yang menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia!" tegas Sirot.
Menurut Sirot, ormas yang memang lahir murni dari keinginan masyarakat karena ingin meningkatkan peran dan fungsinya dalam berbangsa dan bernegara, serta memiliki kemandirian, tentunya juga harus punya komitmen mendukung pemerintahan, selama masih dalam rel ingin melakukan yang terbaik bagi negara termasuk dengan memperkuat kembali ideologi atau jiwa bangsa dalam setiap elemen masyarakat termasuk ormas.
"Apakah
penolakan itu didasarkan atas kecurigaan bahwa akan menjadi alat represif
pemerintah? Apakah didasarkan pada penolakan terhadap peraturan bahwa ormas
harus melaporkan dana yang diperoleh dari asing, dan tidak boleh memberikan atau
menjalankan program asing? Kalau itu yang terjadi, patut dipertanyakan kembali
komitmen pihak-pihak yang menolak ini dalam berbangsa dan bernegara!"
Sirot kembali menegaskan.
No comments:
Post a Comment